Pemetaan Masalah dan Solusi Masalah Imunisasi Palsu



 PEMETAAN MASALAH


Vaksin berfungsi sebagai pencegah penyakit, bagian dari tindakan preventif yang merupakan faktor kunci dalam peta jalan pembangunan kesehatan. Pengetahuan kesehatan, khususnya pencegahan penyakit, sangat diperlukan karena saat ini anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagian besar untuk membiayai aspek kuratif. Penyediaan vaksin untuk program imunisasi pemerintah dibeli dari PT Bio Farma. Indonesia patut berbangga karena PT Bio Farma, yang merupakan badan usaha milik negara, telah mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri untuk vaksin. Produk vaksin diperiksa (pre-market) oleh BPOM kemudian didistribusikan enam distributor resmi vaksin. Rumah sakit tidak boleh membeli vaksin dan obat dari distributor tidak resmi. Masyarakat dapat melihat daftar distributor resmi pada laman (website) Kementerian Kesehatan. Melalui distributor resmi, vaksin wajib tersebut didistribusikan ke dinas kesehatan provinsi hingga sampai ke puskesmas dan posyandu atau 88,9 persen fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Sisanya, 11,9 persen, adalah fasyankes swasta yang dapat mengambil vaksin dari distribusi resmi ataupun membeli vaksin impor. Dalam hal kasus vaksin palsu ini, beberapa fasyankes swasta membeli dari sumber tak resmi. Secara kronologis, temuan vaksin palsu berawal dari adanya kelangkaan vaksin tertentu di pasar yang bukan merupakan vaksin program pemerintah. Vaksin yang dipalsukan adalah vaksin yang secara tertulis merupakan vaksin impor. Berikut pemetaan masalah imunisasi palsu di lingkungan rumah saya : 


Berkurangnya jumlah balita yang mendatangi posyandu di RW 10
Beberapa ibu-ibu menolak anaknya diberikan imunisasi di posyandu dan lebih memilih hanya menimbang saja,
Rentannya balita terjangkit penyakit seperti; campa, cacar, dll.





SOLUSI MASALAH

Diadakan sosialisasi kepada petugas posyandu tentang penyuluhan imunisasi di berbagai RW disuatu kecamatan.
Adanya kunjungan Dinas Kesehatan yang memberikan cara untuk membedakan obat/imunisasi asli atau palsu.
Adanya sosialisasi langsung kepada warga disekitar posyandu khususnya ibu-ibu yang mempunyai balita agar tetap datang dan mengimunisasi anaknya .

Komentar